Sejarah kata Nagari Pangian berasal dari kata Penghunian. Sejarah bermula dari pemukiman nenek moyang pada zaman dahulu baik yang datang dari Pariangan maupun dari Bunga setangkai. Kita tidak dapat memaparkan nenek moyang kita tinggal dimana, apa sudah membuat rumah dibawah pohon kayu, yang saat ini kita kenal dengan Ngalau Pangian.Dari alam Nagari Pangian tersebut maka gua batu yang berbentuk terowongan yang panjangnya ± 2,8 km merupakan kunci rahasia asal usul nenek moyang Nagari Pangian. Perkembangan selanjtnya nenek moyang kita itu sudah mulai hidup di luar gua (ngalau) karena diluar gua ditemui banyak yang akan dimakan dan mulailah membuat tempat tinggal yang sederhana, lalu rumah-rumah sehingga membentuk suatu perkampungan di pinggir sungai berdekatan dengan tumpukan air yang disebut dengan lubuk, lubuk tersebut juga banyak pohon-pohon kayu (batang kayu), sehingga disebut kampung Lubuk Batang dan terus berkembang menjadi Koto Kociek, Koto Gadang, Korong Panjang sampai akhirnya menjadi Nagari.
Asal kata Pangian menurut cerita yang berkembang dan kebudayaan anak Nagari Pangian, berpendapat bahwa sewaktu nenek moyang kita bermukin dalam goa, atau tempat penghunian, barulah menjadi kata Pangian, budaya anak Nagari Pangian terus berkembang, dimana sifat-sifat kesosialan lebih menonjol dari yang lain, ini dapat dibuktikan bahwa setiap tamu yang datang tetap diberi makan, sehingga diberi julukan dengan
“Pangian beradat nan elok baso”.
Muluik manih kucindan murah
Rupo elok baso katuju
Panyayang ka anak dagang
Panyantun ka urang lalu
Nagari Pangian adalah salah satu empat nagari yang berada dalam wilayah Kecamatan Lintau Buo yang letaknya sangat strategis serta dilintasi oleh jalan provinsi. Daerah yang berhawa subtropis, tanah yang subur serta kehidupan yang saling menghargai masyarakat Nagari Pangian termasuk nagari yang memiliki solidaritas yang tinggi antar sesamanya.
Selain itu, dilihat dari mata pencaharian 80 persen masyarakat Nagari Pangian bergerak di bidang pertanian dan selebihnya bergerak di bidang perdagangan, peternakan, dan aparatur sipil Negara (ASN).
Secara administratif Pemerintahan Nagari Pangian berbatasan dengan :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Nagari Lubuk Jantan;
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Nagari Taluk;
- Sebelah Timur berbatasan dengan Nagari Tigo Jangko;
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Emas dan Kecamatan Padang Ganting.
Dengan jumlah penduduk 3.619 jiwa serta luas daerah ± 2.169 Ha
Di Nagari Pangian terdapat 6 (enam) jorong :
- Jorong Patameh;
- Jorong Tago Palange;
- Jorong Koto Kociek;
- Jorong Sawahan;
- Jorong Lubuk Batang;
- Jorong Koto Gadang.
Nagari Pangian terletak pada ketinggian 600 – 700 m di atas permukaan laut. Luas nagari 2169 Ha dengan luas sawah 425 Ha, sedangkan tanah kering (ladang) untuk lahan perkebunan 250 Ha dan sisa untuk perumahan dan perkampungan dan hutan Nagari seluas 420 Ha. Kondisi tanah merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kesusaian lahan untuk syarat tumbuh suatu tanaman, dengan kesuburan tanah yang cukup baik akan sangat mempengarahi kontinuitas produksi yang baik dan tinggi.
Kondisi Nagari Pangian relatif masih sangat potensial untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Kerena disamping budidaya pertanian dan perkebunan rakyat yang dilakukan masyarakat masih tergolong tradisional dan semi teknis juga masih ditemukan adanya lahan-lahan tidur yang dapat ditinggalkan sebagai lahan produktif.
Depi Peringki.SKM.M.KM
19 November 2024 06:57:23
Good joob pak wali..lanjutkan pembangunan buat masyarakat.rangkul semua unsur yang ada.bersama kita bisa...