Ketika acara Halal Bi Halal Nagari, Kamis 10 April 2025 saya meluncurkan dan mensosialisasikan Program Beras Genggam Nagari Pangian. Program ini sebenarnya bukan hal yang baru, namun kearifan lokal yang telah lama hilang dan kita sempurnakan dengan pola dan manajemen yang lebih efektif dan efisien.
Sejatinya, para leluhur kita, orang tua terdahulu telah menjadikan ini budaya dalam hidup mereka. Yaitu, setiap akan masak, disisihkan satu genggam beras ke wadah yang disiapkan. Nantinya beras yang disisihkan ini akan diberikan kepada orang yang datang meminta beras, atau sumbangan untuk garin masjid, dan sumbangan untuk kegiatan lainnya.
Begitu saya posting program ini di media sosial, ada beberapa komentar yang mengatakan bahwa program ini mengingatkannya pada kebiasaan yang pernah dilakukan orangtuany atau neneknya.
Di sisi lain, begitu saya menyampaikan program ini di Nagari Pangian, ternyata program ini juga sudah pernah dilakukan di Pangian, dulu dikelola oleh Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Wadahnya bambu yang dibagikan ke rumah-rumah warga.
Secara nasional, di Pulau Jawa, namanya Program Beras Jimpitan. Jika dicari referensi lain di media sosial, ada nagari di Lima Puluh Kota yang sudah melaksanakan program ini. Saya sendiri terinspirasi membuat program ini dari mantan Wali Kota Padang Fauzi Bahar. Dimana di akhir masa jabatannya sebagai wali kota, beliau meluncurkan program ini. Sayang sekali tidak dilanjutkan oleh penerusnya.
Sebagai bentuk penghargaan terhadap beliau, menjelang meluncurkan program ini saya minta izin kepak Fauzi Bahar. Bahkan saya sempat mengundang beliau untuk hadir saat peluncuran dan sosialisasi, namun mungkin karena kesibukan kami putus komunikasi.
Setelah diluncurkan dan disosialisasikan, sambutan masyarakat sangat bagus. Berbagai elemen masyarakat antusias dan menyatakan komitmen menyukseskan program beras genggam ini.
Saya sangat optimistis program ini akan sangat bermanfaat membantu masyarakat Pangian yang sedang kesusahan. Seperti janda tua atau janda miskin, anak yatim, orang fakir dan miskin, serta orang sakit yang tidak ada biaya. Tidak tertutup kemungkinan dengan beras genggam, anak nagari yang butuh biaya pendidikan juga bisa dibantu. Bahkan untuk pemberdayaan masyarakat dalam bentuk modal usaha dan kegiatan lainnya yang bisa membantu mensejahterakan masyarakat Nagari Pangian.
Dalam Program Beras Genggam Nagari Pangian, cara kerjanya nanti akan ada tim relawan yang mengantarkan toples ke rumah-rumah warga. Toples ini diletakkan di dekat tempat beras atau dekat alat penanak nasi warga.
Setiap warga memasak, warga akan memasukkan beras kedalam wadah seperti alat penanak nasi atau periuk. Nah, setelah beras masuk ke dalam wadah, ambil segenggam, masukkan ke dalam toples yang telah diantarkan relawan tersebut.
Kemudian, warga tinggal melanjutkan proses mencuci beras, memasak, dan makan bersama keluarga. Nanti akan ada petugas yang menjemput beras ini ke rumah warga.
Leading sektornya adalah Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Nagari Pangian bekerjasama dengan Bundo Kanduang dan PKK Nagari Pangian.
Setelah saya coba timbang, segenggam beras itu beratnya 40-60 gram. Jika kita ambil angka terkecil, anggap saja beratnya 40 gram. Jumlah keluarga di Nagari Pangian ada 1.233 KK. Nah, jika 500 KK saja berkontribusi dalam program ini, satu hari akan terkumpul 20 kg beras, satu minggu 140 kg beras, satu bulan 560 kg, dan setahun bisa mencapai 6,7 ton.
Saya menekankan agar masyarakat menyisihkan segenggam beras yang akan dimasak. Tujuannya apa? Menurut saya, ada nilai ibadah yang luar biasa jika disisihkan setiap kali masak. Bahkan salah seorang kepala jorong mengatakan, ada terapi, ada rasa berbagi jika warga menyisihkannya setiap kali menyisihkan dan setelah itu makan bersama keluarganya.
Jika satu keluarga menyisihkan segenggam beras setiap kali akan memasak, maka ketika keluarga itu makan, ada anak yatim, janda miskin, lansia, pasien yang sedang dirawat di rumah sakit yang ikut makan bersama mereka.
Jika satu keluarga menyisihkan segenggam beras setiap kali akan memasak, ada anak Nagari Pangian yang sedang menempuh pendidikan ikut makan bersama mereka.
Jadi, meski bisa memberikan sekilo beras sekali seminggu, namun saya menyarankan kepada warga Pangian, sisihkanlah beras setiap kali akan memasak, cukup segenggam. Karena ada nilai ibadah yang luar biasa di proses itu.
Ketika sosialisasi, Ustad Irawadi menyampaikan satu ayat yang cukup berkesan oleh saya, dan saya yakin oleh warga lainnya. Yaitu, membantu janda, anak yatim dan orang yang kesusahan nilai ibadahnya sama dengan puasa setiap hari sepanjang tahun, sama dengan shalat malam setiap malam sepanjang tahun.
Semoga setiap kali warga Nagari Pangian masak dan menyisihkan beras segenggam, dinilai sama dengan ibadah puasa dan shalat malam sepanjang tahun.
Semoga program yang kita luncurkan ini membawa Nagari Pangian menjadi nagari yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofur, yaitu nagari yang masyarakatnya saling tolong menolong, dihuni oleh penduduk berakhlak mulia, sejahtera warganya, makmur dan damai tinggal didalamnya.
Amin YRA (***)
Depi Peringki.SKM.M.KM
19 November 2024 06:57:23
Good joob pak wali..lanjutkan pembangunan buat masyarakat.rangkul semua unsur yang ada.bersama kita bisa...